DPRD Tangsel : Data Covid-19 Tangsel Bikin Was-Was

paramithamessayu.id – Sekretaris Komisi II DPRD Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Paramitha Messayu menilai angka korban virus corona (Covid-19) sudah pada tidik mengkhawatirkan di Kota Tangsel.

“Mari kita lakukan komparasi khusus untuk jumlah data pasien Covid-19 yang meninggal dunia di Kota Tangsel dan Nasional. Di Kota Tangsel ada peningkatan 20 orang meninggal dunia dan secara Nasional ada 170 orang meninggal,” ujar Paramitha kepada wartawan, Jumat (3/4/2020).

Paramitha yang juga anggota Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu mengatakan secara persentase ada hampir 12 persen pasien Covid Kota Tangsel menjadi penyumbang data orang meninggal. “Hal ini begitu menyedihkan, sangat miris, dan sangat mengkhwatirkan. Oleh karena luas wilayah Kota Tangsel yang tidak begitu besar dan jumlah penduduknya yang padat. Kepadatan penduduk Kota Tangsel saat ini 11.000 orang per kilometer persegi,” ungkapnya.

Berdasarkan data pada 2 April 2020 Pukul 20.20 WIB yang dikeluarkan oleh Gugus Tugas Covid-19 Kota Tangerang Selatan, terdapat 363 orang ODP (Orang Dalam Pemantauan), 150 orang PDP (Pasien Dalam Pengawasan) dan 40 orang terbukti positif penderita Covid 19 serta 20 orang meninggal dan 6 orang sembuh. Dari data tersebut, menurut Paramitha, hal tersebut begitu menarik untuk dibedah.

Hal itu, kata Paramitha, melihat data dari Gugus Tugas Kota Tangerang Selatan terkait dengan penyebaran virus Corona (Covid-19) tersebut yang sangat memprihatinkan. Oleh karena itu, perlu ada   beberapa hal yang diajukan ke Walikota Tangsel Airin Rachmi Diany untuk segera dilakukan percepatan guna mengatasi penyebaran wabah virus Covid-19 di Tangerang Selatan.

Satu,  transparansi data dan perbaikan alur komunikasi data korban Covid-19. Apa yang terjadi saat ini begitu memprihatikankan dan data bergerak amat lambat serta mekanisme konfirmasi data ke Pusat terlalu prosedural.

Kedua, inovasi pendataan Covid-19, dengan memasukan variabel data pemulasaran jenazah warga KotaTangsel. Hal ini diperlukan, untuk mengantisipasi penumpukan permintaan anlisis Swab Test dan keterbatasan jumlah Rapid Test. “Tidak sedikit jumlah korban meninggal sebelum terkonfirmasi positif karena hasil test belum keluar,” ucap Paramitha.

Ketiga, inovasi intervensi kebijakan tingkat kota dengan melibatkan banyak ilmuan dan pihak yang kompeten. Poin pentingnya adalah menekan korban Covid-19 adalah menguasai data, mempelajari model grafik data penyebaran, melakukan inovasi strategis, dan melakukan kebijakan secara tansparan, cepat, dan tuntas.

“Keempat memberikan sosialisasi seluas-luasnya kepada masyarakat betapa pentingnya tertib dan disiplin terhadap protokol tahapan selama masa wabah ini berlangsung,” tandas Paramitha.

Kelima, menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar secara konsisten dan terukur untuk wilayah Kota Tangerang Selatan.

“Keenam, memastikan ketersediaan bahan pangan dan kebutuhan primer masyarakat Kota Tangsel. Melakukan Inovasi penjualan dan distribusi secara online untuk membatasi perkumpulan warga. Stay Safety, Stay Healthy and Stay Home,” ujar anggota DPRD Fraksi PKS itu. (RLS)

Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Paramitha Messayu menilai angka korban virus corona (Covid-19) sudah pada tidik mengkhawatirkan di Kota Tangsel.

“Mari kita lakukan komparasi khusus untuk jumlah data pasien Covid-19 yang meninggal dunia di Kota Tangsel dan Nasional. Di Kota Tangsel ada peningkatan 20 orang meninggal dunia dan secara Nasional ada 170 orang meninggal,” ujar Paramitha kepada wartawan, Jumat (3/4/2020).

Paramitha yang juga anggota Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu mengatakan secara persentase ada hampir 12 persen pasien Covid Kota Tangsel menjadi penyumbang data orang meninggal. “Hal ini begitu menyedihkan, sangat miris, dan sangat mengkhwatirkan. Oleh karena luas wilayah Kota Tangsel yang tidak begitu besar dan jumlah penduduknya yang padat. Kepadatan penduduk Kota Tangsel saat ini 11.000 orang per kilometer persegi,” ungkapnya.

Berdasarkan data pada 2 April 2020 Pukul 20.20 WIB yang dikeluarkan oleh Gugus Tugas Covid-19 Kota Tangerang Selatan, terdapat 363 orang ODP (Orang Dalam Pemantauan), 150 orang PDP (Pasien Dalam Pengawasan) dan 40 orang terbukti positif penderita Covid 19 serta 20 orang meninggal dan 6 orang sembuh. Dari data tersebut, menurut Paramitha, hal tersebut begitu menarik untuk dibedah.

Hal itu, kata Paramitha, melihat data dari Gugus Tugas Kota Tangerang Selatan terkait dengan penyebaran virus Corona (Covid-19) tersebut yang sangat memprihatinkan. Oleh karena itu, perlu ada   beberapa hal yang diajukan ke Walikota Tangsel Airin Rachmi Diany untuk segera dilakukan percepatan guna mengatasi penyebaran wabah virus Covid-19 di Tangerang Selatan.

Satu,  transparansi data dan perbaikan alur komunikasi data korban Covid-19. Apa yang terjadi saat ini begitu memprihatikankan dan data bergerak amat lambat serta mekanisme konfirmasi data ke Pusat terlalu prosedural.

Kedua, inovasi pendataan Covid-19, dengan memasukan variabel data pemulasaran jenazah warga KotaTangsel. Hal ini diperlukan, untuk mengantisipasi penumpukan permintaan anlisis Swab Test dan keterbatasan jumlah Rapid Test. “Tidak sedikit jumlah korban meninggal sebelum terkonfirmasi positif karena hasil test belum keluar,” ucap Paramitha.

Ketiga, inovasi intervensi kebijakan tingkat kota dengan melibatkan banyak ilmuan dan pihak yang kompeten. Poin pentingnya adalah menekan korban Covid-19 adalah menguasai data, mempelajari model grafik data penyebaran, melakukan inovasi strategis, dan melakukan kebijakan secara tansparan, cepat, dan tuntas.

“Keempat memberikan sosialisasi seluas-luasnya kepada masyarakat betapa pentingnya tertib dan disiplin terhadap protokol tahapan selama masa wabah ini berlangsung,” tandas Paramitha.

Kelima, menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar secara konsisten dan terukur untuk wilayah Kota Tangerang Selatan.

“Keenam, memastikan ketersediaan bahan pangan dan kebutuhan primer masyarakat Kota Tangsel. Melakukan Inovasi penjualan dan distribusi secara online untuk membatasi perkumpulan warga. Stay Safety, Stay Healthy and Stay Home,” ujar anggota DPRD Fraksi PKS itu.

Artikel telah dimuat di : satubanten.com