Tangsel (21/8) – Anggota DPRD Fraksi PKS Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Paramitha Messayu memaparkan tentang kiprahnya menjadi wakil rakyat selama ini.
Salah satunya terkait bangunan ilegal yang ada di Dapilnya, Serpong-Setu. Bangunan ilegal yang dimaksud terkait penginapan berbasis daring. Pemerintah kota dinilai gagap peraturan sehingga meninggalkan konflik di tengah-tengah masyarakat.
“Kemudian saya mengadvokasi krisis air bersih. Lalu mengadvokasi buruh salah satu pabrik yang kemudian menjadi polemik karena memang ada PHK secara sepihak,” kata Sekretaris Komisi II itu pada acara Young Leaders Talks bertajuk,”Muda dan Merdeka; Karya Nyata Anak Muda PKS dalam Menjalankan Amanah Kemerdekaan” yang diadakan oleh PKS Muda secara daring, Jumat (21/8/2020).
Khidmat di tengah pandemi ini menjadi unik bagi dirinya yang perdana menjadi anggota. Sebagai anak muda, ia merasa menemukan tantangan untuk memberikan kontribusi kebermanfaatan yang lebih luas meski kondisi sedang tidak menentu.
Selama pandemi dari Maret hingga Juli, Paramitha mendokumentasikan apa yang sudah dia lakukan supaya masyarakat paham seberapa peduli anggota dewan selama pandemi.
“Di Dapil saya ibaratnya ekstrem kanan dan ekstrem kiri. Ekstrem kanan itu well educated, sadar dengan kesehatan, karena mereka sudah mumpuni ekonomi. Tapi di satu sisi masih ada golongan masyarakat yang masih susah, terbelakang dan hal lainnya,” kata perempuan yang mengusulkan peta rawan bencana untuk masyarakat saat Tangsel dilanda bencana itu.
Ia menghadiri rembug daring warga di perkomplekan atau di masyarakat yang memang aktif mengadakan rembug daring. Ada pemberdayaan lain misalnya ketika ia membagikan hand sanitizer untuk mencegah virus Covid-19.
“Saya memberdayakan para pemuda yang saat itu study from home atau mahasiswa yang bisa diberdayakan. Semua kontribusi saya, saya memproduksi sendiri (hand sanitizer) dan memberdayakan masyarakat,” tegas muslimah yang memiliki latar belakang ilmu kimia ini.
Selain itu ia juga mengadakan program internet gratis untuk belajar daring bagi mereka yang secara ekonomi kurang, secara finansial masih terbatas untuk mengakses belajar daring. Ia juga mengadakan agenda rutin sepekan sekali seputar problematika masyarakat dengan tajuk Paramitalk.
“Esok hari saya akan melaunching komunitas ‘Petani Kota’ Tangsel untuk membangun ketahanan keluarga di tengah pandemi. Kita menggerakkan ekonomi dari rumah dengan bercocok tanam dan harapannya yang menjadi penggerak adalah anak-anak muda,” cetus Paramitha.