Korban Meninggal Melonjak, Fraksi PKS Kritik Penanganan Covid-19 Pemkot Tangsel

paramithamessayu.id – Diketahui jumlah pasien Covid-19 di Tangsel yang disampaikan Gugus Tugas Covid-19 pada Kamis (2/4), kemarin terdapat 363 orang ODP, 150 orang PDP, 40 orang positif covid 19, 20 orang meninggal, dan 6 orang sembuh.

Jumlah tersebut sangat melonjak drastis, mengingat di Tangsel ada peningkatan 20 orang meninggal dan secara Nasional ada 170 orang meninggal. Secara persentase ada hampir 12 persen Kota Tangsel menjadi penyumbang data orang meninggal korban Covid-19.

Melihat angka itu, anggota Komisi II DPRD Tangsel dari Fraksi PKS, Paramitha Messayu khawatir, karena luasan Tangsel yang tidak begitu besar dan jumlah penduduk yang padat. Maka dari itu, Paramitha mengajukan ke Pemerintah Kota (Pemkot) Tangsel untuk segera melalukan percepatan menangani Covid-19 di Tangsel.

“Yang pertama itu soal transparansi data dan perbaikan alur komunikasi data korban Covid-19. Apa yang terjadi saat ini begitu memprihatinkan, data bergerak lambat dan mekanisme konfirmasi data ke pusat terlalu prosedural. Butuh intervensi tingkat kota untuk bisa melakukan perhitungan data cepat. Pendataan menjadi poin strategis untuk mengetahui strategi pencegahan dan penanganan selanjutnya,” jelas Paramitha, Jumat (3/4).

Selain itu, butuh inovasi pendataan Covid-19, dengan memasukan variabel data pemulasaran jenazah warga Tangsel.

“Hal ini deperlukan, untuk mengantisipasi penumpukan permintaan analisis swab test dan keterbatasan jumlah rapid test. Tidak sedikit jumlah korban meninggal sebelum terkonfirmasi positif karena hasil test belum keluar,” ungkapnya.

Pemkot kata Paramitha sudah seharusnya melibatkan tenaga ahli untuk persoalan data.

“Poin pentingnya adalah menekan korban covid adalah menguasai data, mempelajari model grafik data penyebaran, melakukan inovasi strategis, dan melakukan kebijakan secara tansparan, cepat, dan tuntas,” papar Paramitha.

Dengan meningkatnya ODP, PDP, kasus positif dan meninggal dunia, Tangsel sudah seharusnya memberikan sikap tegas untuk pentingnya disiplin social distancing atau physical distancing kepada masyarakat.

“Memberikan sosialisasi seluas-luasnya untuk masyarakat betapa pentingnya tertib dan disiplin terhadap protokol tahapan selama masa wabah ini berlangsung,” pukasnya.

Mengenai adanya peraturan Presiden untuk Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan masih dalam tahap rumusan Walikota Tangsel, Airin Rachmi Diany.

Paramitha meminta, Tangsel harus konsisten baik itu untuk ketersediaan pangan dan kebutuhan primer bagi masyarakat.

“Menerapkan PSBB secara konsisten dan terukur untuk skala Tangsel. Dan, memastikan ketersediaan bahan pangan dan kebutuhan primer masyarakat Tangsel. Melakukan Inovasi penjualan dan distribusi secara online untuk membatasi perkumpulan warga,” demikian Paramitha.

Artikel telah dimuat di : rmolbanten.com